Jul 1, 2009

Stress

Kita sering sekali mengatakan bahwa kita mengalami stress, tapi terkadang tanpa kita ketahui, apa yang kita alami bukanlah stress melainkan kecemasan. Tidak mudah memang membedakan antara stress dan kecemasan, karena memang gejala fisiologis yang dialami mirip (seperti pusing, sakit perut, muntah, dsb) dan dimasyarakat awam stress memang tidak dibedakan dengan kecemasan. Namun perlulah kita mengetahui apa itu stress dan apa itu kecemasan.

Atkinson, dkk (1996) mengatakan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang terkadang kita alami dalam tingkatan yang berbeda ketika menghadapi sesuatu yang akan datang pada kita. Kecemasan oleh Freud (tokoh psikologi Psikoanalitis) dibedakan menjadi kecemasan objektif dan kecemasan neurotis. Freud memandang kecemasan objektif sebagai respon yang realistis terhadap bahaya eksternal yang maknanya sama dengan rasa takut, sedangkan kecemasan neurotis timbul dari konflik tak sadar, karena konflik itu tidak disadari, individu tidak mengetahui alasan realistis kecemasannya tersebut.

Sedangkan stress menurut Gunarsa dan Gunarsa (2001) dirumuskan sebagai setiap tekanan, ketegangan yang mempengaruhi seorang dalam kehidupan dan pengaruhnya dapat bersifat wajar atupun tidak, tergantung dari reaksi orang terhadap ketegangan tersebut. Factor individual menentukan reaksi seseorang terhadap keadaan stress dan selanjutnya akan dirasakan atau sebaliknya tidak dirasakan sabagai stress. Pengertian tersebut menekankan adanya proses persepsi yang dilakukan oleh individu terhadap kejadian atau keadaan dilingkungan yang menjadi sumber stress.
Stress memberikan dampak positif dan negative. Eustress digambarkan oleh Seyle (dalam Santrock, 2003, h. 560) merupakan sisi positif dari stress. Stress dapat menjadi pemicu seseorang untuk lebih maju dan berkembang (handoyo, 2001, h. 62). Situasi stress juga dapat menghasilkan berbagai dampak yang negative seperti kecemasan, rasa marah, agresi, apatis, dan depresi (Atkinson, dkk, 1996, h.142). perbedaan ini timbul akibat perbedaan individu dalam mempersepsikan situasi yang dihadapi.

Nah, terlihat bukan perbedaan antar kecemasan dan stress. Lebih mudahnya kecemasan merupakan satu hal yang bisa terjadi saat kita mengalami stress. Dari waktunya, stress terjadi jika kita sudah bertemu dengan sumber stress (stressor), berbeda dengan kecemasan yang terjadi saat kita baru akan menemui hal yang membuat kita merasa tidak nyaman.

Maka saat kita akan maju ujian, kita bisa berkata: “ saya mengalami kecemasan karena akan ujian” sedangkan stress, “saya mengalami stress setelah menjadi seorang mahasiswa tingakat akhir.”

Lebih jelas bedanya bukan?

Nah stress memiliki sisi positif. Seperti yang sudah disinggung diatas, ada stress yang berdampak positif pada individu yang disebut eustress. Eustres merupakan stress yang dialami individu ketika individu bisa mempersepsi stressor yang datang padanya dengan baik, menganggap stressor tersebut menjadi sebuah arousal (dorongan) untuk dirinya menjadi lebih berusaha untuk keluar dan menghadapi situasi yang sedang ia alami, sehingga membuat individu menjadi lebih produktif dalam menghadapi sesuatu.
Kita bisa mengambil sebuah pelajaran dari sini, setiap individu pastilah akan menemui situasi yang terkadang tidak membuatnya nyaman, bukan kemudian mengambil sikap menghindar dan lari dari situasi tidak menyenangkan tersebut, melainkan berusaha menghadapinya. Tekanan yang ada dipersepsi menjadi sebuah kondisi yang mengharuskan kita berbuat lebih baik agar kita tidak terus berada atau mengalami situasi yang tidak menyenangkan tersebut.

Bandura (dalam siela & Wieseke, 2000, h. 500) menyatakan bahwa reaksi individu terhadap stress terjadi karena adanya efikasi diri yang rendah (efikasi diri sudah kita bahas diposting sebelumnya ) sehingga tidak mampu mengontrol peristiwa yang tidak menyenangkan atau peristiwa yang tidak menguntungkan. Seorang yang meyakini tidak mampu mengontrol lingkungan, maka akancenderung mengalami stress dan tidak dapat bereaksi dengan tepat.

Jadi kembangkan efikasi dirimu,,, agar stress tak selamanya mengganggu kehidupanmu.