Nov 8, 2012

Setelah kita dapatkan mimpi-mimpi indah kita, lalu apa?

Setelah kita dapatkan mimpi-mimpi indah kita, lalu apa?
jika kita punya 100 mimpi, dan semua menjadi nyata, lalu apa?
hidup bukanlah upaya menggapai mimpi lalu pergi dengan hura-hura dan tawa,
ternyata tetap butuh tanggung jawab dan kesadaran bahwa inilah kehidupan yang tetap harus diperjuangkan,,,

Menjalani mimpi yang menjadi nyata itu ternyata tidak seindah bayangan ketika memulai untuk merangkai mimpi. Bukan sedang ingin mengeluh, tapi semoga perjalanan satu episode ini bisa menjadi sebuah pelajaran tidak hanya untuk saya, tapi juga siapapun yang menginvestasikan waktunya untuk membaca sebuah corat coret pena.

Bangunan mimpi ini saya bangun 2 atau setengah tahun yang lalu. Ceritanya saat itu saya mengalami galau tingkat akut. Bingung antara akan bekerja atau meneruskan pendidikan. Satu sisi, ibu saya dengan prinsip bahwa anaknya harus punya profesi dan mampu membiayai hidup sendiri alias jangan jadi tanggungan orang termasuk suami (padahal saya walaupun nanti bisa menghasilkan materi sendiri, tetap saja ingin sekali hidup di biayain orang), dan ayah saya yang dimasa-masa pensiunnya, saya paham beliau khawatir pendidikan lanjutan itu tidak sanggup terselesaikan karena masalah biaya. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk memasukkan surat lamaran disebuah sekolah yang menurut saya bukanlah sembarangan dan saya pilih karena memang atmosfirnya yang “ikhwah” dan ternyata alhamdulillah dengan mudahnya saya lolos seleksi dan menjadi staf pengajar di sana dan banyak belajar tentang Islam dalam bangunan masyarakat ideal.

Namun, apa mau dikata, selama perjalanan mengajar dan berada dalam zona nyaman itu, batin saya malah seakan tersiksa, dan kadang saya menjadi zolim pada bocah-bocah tanpa dosa, hanya karena ketidaknyamanan saya dengan profesi mengajar itu. Dengan ketidaknyamanan itu saya pun mulai merangkai mimpi lama untuk bisa melanjutkan pendidikan, menyusun rencana dan strategi, berharap ini dan ini terjadi setelah pendidikan itu terjalani, dan banyak hal lain yang intinya mimpi itu dalam bayangan saya mulus tanpa halang dan rintang.

Mencari celah dan kesempatan, berdoa dan memohon sangat-sangat agar bisa diberi jalan hingga akhirnya jalan itu muncul. Setelah sempat gagal di ujian seleksi pertama, akhirnya lolos di ujian seleksi kedua, dengan jurusan yang sebelumnya tidak pernah saya sangka. tapi itulah putusan Allah

Dan inilah mimpi yang di penuhiNya...

Doa-doa di kala safar, doa-doa dikala hujan, doa-doa milik ibu, doa di antara sujud-sujud panjang yang akhirnya terkabulkan. Tapi.... sepertinya saya sempat tidak sadar bahwa selama di dunia, seperti setiap badai yang pasti akan berlalu, maka setiap pesta pun akan tetap punya akhir, dan tentu saja gelaran karpet merah pun tetap saja akan digulung. Menjalani mimpi itu bukanlah sebuah jalan aspal mulus tanpa batu, bukanlah taman bunga tanpa ulat, atau istana tanpa gudang, kenyataan dunia pastilah diberi ujian, untuk melihat seberapa panjang, luas, dan dalam rasa syukur terhadap Tuhan.

Dan perjalanan ini pada akhirnya tidak semulus dan seindah bayangan. Senyum kecut mulai mengembang ketika sadar, bahwa sekarang saya berdiri sendiri tanpa topangan “ikhwah”, perbedaan status sosial yang membuat saya ternganga, geliat semangat akademik, standar belajar yang bikin tidur tak nyenyak, dan semua perbedaan yang membuat saya sempat berpikir, mendapatkan mimpi itu tidak seindah kata-kata Pak Mario Teguh. Mulailah satu-satu kebiasaan baik yang saya dulu bangun menjadi hilang, kerja saya hanya memperbanyak tidur untuk bisa kabur, banyak mengeluh di jejaring sosial bahkan di inbox-inbox orang. Intinya saya kehilangan rasa syukur.

Sampai akhirnya di titik ini saya mulai sadar mungkin inilah ujian Allah. Sepertinya Ia sedang menagih semua janji-janji. Janji untuk lebih berguna, janji untuk tetap manfaat, janji untuk tetap bersyukur, dan semua janji-janji manis yang di ucap dalam doa-doa saya (dulu).

Maka, mimpi itu memang berbeda dengan nyata. Dan sekarang ini bukan lagi sebuah mimpi, ini kenyataan yang jika saja saya analogikan, jalan aspal itu tetap saja bisa memiliki lubang yang membahayakan, taman bunga itu harus rela bertemu ulat-ulat sebelum bertemu dengan kupu-kupu, dan gulungan karpet merah perayaan, waktunya ia ditutup dan terlihatlah yaaa jalan raya mungkin ya ehehehe, yang akan ada lampu merahnya, persaingan antar pengemudi di dalamnya, tikungan, tanjakan, turunan, dan tidak selamanya datar.
--------------------------------------------
--------------------------------------------
“Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan???” (Q.S. Ar Rahman)

Setelah satu episode perjuangan panjang yang berbuah keberhasilan, tentu akan ada lagi ujian, begitu terus hingga sampailah pada ujung jalan pajang kehidupan manusia. Yang bukan lagi di perjuangkan untuk menjadi baik atau membiarkannya tersia-sia menjadi tidak baik, tapi pertemuan dengan penilaian mutlak yang menentukan dimanakah tubuh dan jiwa ini akan abadi.

Maka setelah satu episode perjuangan panjang yang berbuah keberhasilan, tetaplah bersyukur atas segala nikmat, tetaplah melakukan yang terbaik, dan penuhilah janji-janji yang pernah terucap bersama doa-doa penuh harap.

Maka setelah satu episode perjuangan panjang yang berbuah keberhasilan, tetaplah berdoa padaNya, berlindung memohon pertolonganNya, bukan lagi keluh, bukan lagi angkuh. Karena hidup ini hanya untuk mencari ridhaNya, ridha Allah azza wajala.
Waalalu’alam.

---------------------------------------------

Oct 12, 2012

Sakit Mental (itu) Tidak Memalukan

Sepertinya tidak banyak yang sadar, 10 Oktober adalah hari kesehatan mental internasional. Bahkan saya yang sedang belajar ilmu yang dekat dengan kesehatan mental pun, walaupun tahu, ternyata lebih memilih melewatkannya, kecuali pagi ini saat sudah merasa ditegur oleh dosen.

Kesehatan mental, mungkin akan terasa memalukan saat seorang mengakui atau malah hanya menyadari bahwa mentalnya sedang sakit. Padahal, seperti halnya sakit fisik yang sering kita alami, psikis atau mental juga bisa mengalami rasa sakit, dan percayalah itu tidak memalukan, minimal itu dimata kami para sarjana psikologi. Karena seperti sakit fisik, sakit mental pun memiliki tingkatan. Misalnya. Flu akan berbeda dengan sakit jantung koroner, maka stres juga akan berbeda dengan depresi atau skizofren (atau yang biasa disebut gila). yaitu dalam hal kehilangan kesadaran, dalam keterbatasan sosial, dalam tingkat rasa tertekan, dan sebagainya. Dan percayalah itu bukan sebuah hal memalukan yang harus ditutupi dan di sangkal (deny).

Harus diakui, kondisi budaya kita memang tidak mendukung seseorang untuk mengalami rasa sakit secara mental. Misalnya ketika kita sakit flu, lingkungan atau teman-teman atau keluarga atau siapaun yang peduli pada kita akan akan segera berkata “istirahat, minum air putih, makan teratur, semoga lekas sembuh” dan sebagainya yang menujukkan atensi pada kita dan pada akhirnya kita merasa diperhatikan. Namun, saat kita merasa sedikit stres, misal diungkapkan di akun jejaring sosial milik kita pribadi, bukan milik orang, maka akan ada orang atau bisa dikatakan banyak orang yang (minimal dalam hati) mengatakan “ni orang kenapa?” atau “lo lagi galo?? Hi man, hidup tu sellloooo” atau ketika pun mereka memberikan perhatiannya, maka akan ada embel-embel “si ini yang begini aja tetep bahagia, masa’ lo gak sih?” yaaah bisa jadi dengan kalimat lain dengan esensi yang sama. Padahal stres itu wajar, seperti halnya flu yang bisa datang saat fisik kita sedang rapuh, stres juga datang saat mental kita sedang rapuh. Tidak perlu disangkal, tidak perlu merasa itu memalukan, karena semakin kita bersikap begitu maka semakin dalam dan berkepanjanganlah sakit mental yang kita alami.

Dari beberapa kasus psikologis yang pernah saya dengar di kuliah-kuliah saya, awal munculnya gejala (onset) gangguan kesehatan mental adalah komentar-komentar kecil yang ternyata berdampak besar. Misalnya seorang penderita anorexia nervosa (masalah dengan berat badan, takut gemuk, dan terus-terusan ingin memiliki berat badan minimal) dengan depresi berat, ternyata gangguannya terpantik hanya dengan sebuah komentar “kayaknya kamu makin gemuk yah..” dari ayahnya saat ia baru saja kembali dari sekolah di luar negeri. Setelah itu kehidupannya berubah menjadi tertutup, enggan bersosialisasi, dan sebagainya, yaa walaupun sangat mungkin kondisi itu juga dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, tapi ternyata komentar kecil itulah yang membuat hidup seseorang berubah, jadi... bisalah kita mengusahakan agar tidak memunculkan komentar “kecil” yang menyakitkan.
----------------------------------------------------------

Dalam periode panjang hidup kita pun ternyata masih wajar bila ada satu episode depresi dalam hidup kita, asal kemudian dengan sadar kita akui dan tidak malu untuk kemudian mencari bantuan.

Sebenarnya karena budaya yang menganggap bahwa kesedihan itu butuh ditekan dan memalukan untuk diungkapkan inilah yang membuat profesi psikolog tidak lebih ber”jaya” ketimbang dokter. Dan biasanya orang dengan masalah psikis, bisa jadi juga akan mencari guru mengaji atau temannya yang dipercaya untuk kemudian meminta didengarkan, bukan meminta dinasehati. Atau mengunggah status yang biasa di sebut “galau” di akun jejaring sosial pribadinya. Karena pada dasarnya pula, manusia agak sulit menerima nasehat, dan hanya butuh didengarkan dan merasa diberi perhatian. Ok lah mungkin itu sedikit curhat tentang nasib terkini calon profesi saya.
---------------------------------------
but anyway...
sebelum menjadi lebih parah, cobalah membuat sirkulasi (perputaran) atas masalah mental yang sedang dialami. Kesedihan sekecil apapun, rasa tertekan seperti apapun, bila memang masih berpedoman bahwa kesedihan bukanlah hal yang butuh dibagi secara sehat dengan sesama manusia, maka masih ada Tuhan yang selalu terbuka telingaNya, tanganNya, selalu ON line 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, dan yang lebih penting adalah menerima dengan sadar bahwa kita sedang mengalami kesakitan mental itu, ketimbang menolak atau menyangkalnya.

Sedikit saya kutipkan paragraf dalam artikel Kompas di hari kesehatan mental:
Hampir 450 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan mental, dan sepertiganya tinggal di negara berkembang. Dalam Hari Kesehatan Jiwa Ke-20 Sedunia yang bertema "Depresi: Suatu Krisis Global", disadari bahwa penanganan depresi dan kesehatan jiwa pada umumnya belum menjadi sebuah gerakan.
Karena depresi merupakan sumber kesakitan kedua yang menganggu hidup manusia. malah dalam sebuah penelitian di kampus saya, 1 dari 2 orang mahasiswa rawan menderita depresi.
Karena lingkupnya kampus, dengan desain penelitian yang lebih ketat, saya bisa katakan penelitian ini lebih valid dan akurat jadi masih enggan bicara?
-------------------------------------------
Bicarakanlah jika butuh, bukan memendam, bukan menangisi, tapi buatlah sebuah sirkulasi.



------------------------------------------ btw saya mohon maaf kalo beberapa waktu terakhir kata-kata yang saya pilih menjadi agak tidak biasa, sedikit pembelaannya, karena saya sedang terkagum-kagum dengan dunia ilmiah.semoga hari esok menjadi lebih baik dan lebih berguna.
SELAMAT HARI KESEHATAN MENTAL.

Aug 11, 2012

Dialog Rahasia Kita

Teringat dengan 6 tahun lalu, ketika teman-temanku satu persatu pergi menggapai cita-citanya. Sedang aku masih teronggok termenung melihat jalanku yang entah akan dimana.
Marah, marah aku marah. Mengapa Tuhan begitu lambat mengabulkan. Aku kecewa ketika mereka meraih apa yang dinginkan, bahkan yang menurutku tak lebih pintar secara akademik ketimbang aku. Tuhan ini sedang kemana? (kesombongan tertara)

Semua kubanting, ku lembar, saat aku tertolak. Kacamata hilang, aku menangis sejadi-jadinya. Tapi beginilah hidup.
Doa ku mulai berisi paksaan, kalang kabut. Belum lagi ketika banyak yang bertanya “akan kemana?” aku tak tahu mesti jawab apa. Aku hanya tau, aku tak mungkin memasukkan diriku pada situasi yang tidak aku senangi, tidak aku kehendaki. Walaupun aku tetap nunut dengan apa kata orang, tapi hati ku tetap tidak. Aku hanya tau Allah sedang menyiapkan tempat terbaiknya untuk aku tempati belajar.
Jadilah di akhir masa penantian, diantara lelah dan nyaris putus asa. Pengumuman itu datang. Bahkan lebih tinggi dari apa yang aku harapkan. Allah terimakasih.

Kali ini situasinya sama, hanya saja mimpi lain dari rencana besarku baru saja di penuhi.
Mereka satu per satu pergi, sedang aku? Aku saja masih bingung dengan ingin dan tujuanku. Bahkan memasuki hari ketiga di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, aku baru sadar aku sama sekali belum pernah berdoa mengenai hal ini.
Aku tatap kosong layar internet, tempat mengurus mimpiku yang lain. Dan yang satu ini... tetap saja membuat ku bingung, apa yang harus ku panjatkan, apa yang harus ku pinta. Sampai akhirnya dua temanku kembali pergi lagi. Aku makin bingung. Tujuannya, penyelesaian mimpiku, seperti apa, bagaimana. Aku menjadi tak berani untuk meminta.
Padahal ini 10 hari terakhir.
Ini tidak biasa.
Merasa kalah??? Bukan, ini tidak seperti 6 tahun lalu, ketika aku merasa tertinggal. Aku hanya bingung, antara ingin, butuh, dan situasi yang ingin ku buat sempurna.
Pada akhirnya aku hanya bisa mengembalikan ini padaMu Allah. Aku benar-benar tidak tahu apa yang terbaik, aku hanya sedih ketika mereka semua pergi. Aku hanya takut menjadi yang terbelakang dan terlambat. Aku... semoga aku tidak sedang meragukan kuasaMu dan skenario hidup buatanMu yang terbaik itu.
maaf...

aku ingin ini ramadhan terakhir aku mempertanyakan ini... pertanyaan dalam dialog rahasia kita. Karena aku wanita.
23 Ramadhan 1433H
Nuram Mubina, S.Psi, cM.Psi.

Apr 8, 2012

...

Aku tak paham bagaimana caraMu mempertemukan dua insan dalam satu ikatan pernikahan.
yang aku tahu, Kau selalu punya cara indah untuk mempersatukan yang terserak diantara keduanya.
yang jauh itu Kau dekatkan, yang terpisah itu Kau satukan,
dengan benar-benar di luar nalar,
yang (mungkin) tak terpikir dan (mungkin) tak mengenal, tapi dengan -seakan kejaiban- kau selipkan nama dalam hati satu sama lainnya di waktu-waktu tak terduga.

kau yakinkan, kau bulatkan, kau pejalkan. kau tumbuhkan degub-degub rasa yang menggerakkan.
tentunya dalam pertemuan baik-baik yang penuh ridha,
utamanya adalah ridhaMu, tapi tak lupa juga ridha makhluk-makhlukMu.
Allah, sungguh dahsyat kuasaMu.

maka, doaku selanjutnya adalah... tumbuhkanlah cinta sederhana diantara keduanya, selamanya dalam degub dan debar-debar rasa,
sebagai ibadah kepadaMu yang Maha Cinta,
sebagai syukur atas rizkiMu yang Maha Kaya.

(kado pernikahan untuk Mbak Iis Santi, maaf,,, aku baru terpikir malam ini...
barakallahulaka wabaroka 'alaika)

Mar 15, 2012

beginilah caraku mencintaimu

BEGINILAH CARAKU MENCINTAIMU"

Ada kekasih yg membuktikan cintanya dengan jutaan kalimat ,pujian dan rayuan,,Ada pula dengan sikap nan penuh kasih,
Tak sedikit dengan pengorbanan yg meluluh lantakkan harga diri
Ada pula dengan menguras tenaga dan materi.

Namun bagiku, aku mencintaimu dengan menundukkan wajahku padamu, bukan karena ku ingin berpaling darimu
Tapi karena ku ingin menjaga pandanganmu dari panah-panah iblis.

Ku mencintaimu dengan tidak melemah lembutkan suaraku padamu, bukan karena aku ingin menyakitimu namun karena aku ingin menjaga hatimu dari bisikan syaitan yg menipu.

Ku mencintaimu dengan menjauh darimu
Bukan karena aku membencimu, namun karena ku ingin menjagamu dari khalwat yg menjebak.

Ku mencintaimu dengan menjaga dirimu dan diriku
Menjaga kesucianmu dan kesucianku
Menjaga kehormatanmu dan kehormatanku
Menjaga kebeningan hatimu dan hatiku.

Cinta...

Tak mengapa saat ini qita jauh, karena kelak Allah yg akan menyatukan qita dalam ikatan sucinya..
Karena itu jauh lebih berarti,
Jauh lebih abadi,
Karena aku yakin janji Allah adalah pasti
Wanita yg baik untuk laki-laki yg baik

Seperti inilah ku mencintaimu dengan menjaga kesucian diri, jiwa dan hatiku hanya untuk ku persembahkan padamu kelak.

Oleh karena itu cinta...
Jaga kesucian cintamu juga hanya untukku.

Ya Rabb..
Pada-MU ku titipkan cintaku padanya...Aamiin..

(copas dari status teman)

Feb 8, 2012

gue iri??? (iya -.-)

"
gue cuma pengen nulis sesuatu yang rada beda, kali ini beneran bakalan jadi curhatan norak yang vulgar abis....
gue mulai iri dengan mereka yang berpasangan...

mungkin gue mupeng tingkat satu atau apalah, walaupun harga diri gue yang tinggi itu bilang this's NOT jealous, cuma gue rada BT aja liat mereka umbar2 kemesraan,,,
dasar lah,, gue emang rada gelo,,,

di sebuah training yang gue ikutin, sumpah ya itu training aneh bin ajaib,,, nangis2 kagak jelas, dan yang gue heran,,, gue sama sekali kagak bisa nangis,, padahal sekeliling gue udah banjir aer mata... apa hati gue jadi batu. tapi beneran gue kagak nyaman banget sama tuh training, walaupun gue akuin mereka ASLI profesional banget, trainernya juga asik, cuma materi nya KAGAK BANGET dah,,, apaan sih begitu, ahahaha. dan yang bikin gue rada BT, mbak2 sebelah gue yang ternyata umurnya SAMA sama gue, dengan cerianya itu bercerita dia akan cuti nikah 2 hari kemudian,,,



im fine, ok,,, gak masalah, >>>. gue ngomong kayak gitu berkali2 sama diri gue, otak gue, dan hati gue,,,,
tuh mbak2 baik sih, yah namanya juga baru kenal, masak gue mau bilang tuh embak2 jahat.... cuma rada BT lagi ketika dia mulai nyangkut2in gue sama masalah pernikahan,,,

gue tau, tau beneran tau kalo maksudnya dia baik, gue juga paham, beneran paham itu adalah bentuk perwujudannya karna bakal nikah 2 hari kemudian... tapi kenapa gue yang mesti ada disitu... ahahaahhaha,,, (dasarnya emang gue iri,,,) dia bilang gini:

"mbak, mbak, udah siap belum buat nikah?" (pertama2 sih dia nanya gue udah nikah apa belum, tapi gue cuma jawab pake seyuman termanis yang gue punya, buat nutupin rasa pait, wkwkwkkwk)

dan lagi2 gue cuma bisa jawab pake senyuman, entah dia menangkap senyum gue sebagai apa, tapi terus dia bilang::: "kalo mbak mau, bisa saya kenalin sama temen2 saya di kantor"

"WHATS??????!" GUE TERIAK DALEM HATI, dan yang keluar cuma senyuman, dan kata2: oooh,,, masih banyak yang sendiri ya mbak dikantornya?
dan dia bilang: "iyaaah,,, ini mau nikah juga tiba2 aja ada yang ngajuin diri"

gue tau lo bahagia,,, secara moral gue juga ikut bahagia ko,,, but secara feeling, of course not, ahahahhahaha

gue emang pengen nikah, tapi kagak dengan saran dari temen sembarang kenal begitu.... ada lah orang2 yang akan gue berikan kepercayaan buat masalah beginian,,, dan ityuuuuu bukanlah orang yang baru gue kenal...

okelah terbersit juga kalo gue abis menutup pintu rizqi gue masalah beginian, tapi cuy ini masalah masa depan gue, sisa hidup gue kedepan,,, kagak mungkin gue kasih hidup gue ke orang sembarangan....kagak tau ah,,,




gue cuma lagi iri, dan ini badai di usia 22. ini semua bakal berlalu,,,

oia di waktu terakhir gue bersama mbak itu, dia nanyak lgi masalah perkenalan dengan temen kantornya, gue bilang:::
"mbak lahir taun lapan sembilan ya? saya juga lahir lapan sembilan ko, tapi bulan agustus, mbaknya maret kan,,," (gue pengen memperlihatkan bahwa gue emang lebih kecil dari dia yang udah mau nikah) dan terakhir gue bilang:::


"perjalanan masih panjang, masih banyak mimpi yang ingin di raih" dan dalem hati gue tambahin walaupun salah satu mimpi gue di tahun ini adalah menikah, untuk menggenapkan dien gue yang masih separuh, untuk menerapkan teori2 psikologi yang selama ini gue pelajarin, untuk berlindung diri gue dari perbuatan maksiat, untuk memiliki keturunan, untuk regenerasi kader dakwah, dan untuk menjemput cinta Allah dan syurgaNya...

dan gue tutup dengan senyum plus ucapan::: "barakallah, semoga lancar akadnya..."

Feb 5, 2012

“Nasihat terakhir untuk Sang Putra Di Bosnia”


Alm. Ustadzah Yoyoh Yusroh

Wahai putraku...
Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa dihadapan manusia...
Janganlah bicara dalam berbagai urusan, kecuali setelah mengecek kebenaran sumbernya
Dan jika seorang datang membawa berita, cari bukti kebenarannya sebelum dengan berani engkau berbicara
Hati-hati dengan isu... jangan percayai setiap yang dikatakan, jangan pula percaya sesuatu yang setengah engkau lihat.
Dan jika engkau mendapatkan cobaab berupa seorang musuh... hadapi dengan berbuat baik kepadanya... tolak dengan cara yang lebih baik, niascaya permusuhan ituberubah menjadi cinta kasih
Jika engkau hendak mengungkap kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama... dalam berpergian itu jati diri manusia terungkap... penampilan lahiriahnya akan luntur dan jati dirinya akan tersingkap
Dan berpergian itu disebut safar karena berfungsi mengungkap yang tertutup, mengungkap akhlak dan tabiat.
Jika engkau diserang banyak orang sementara engkau di atas kebenaran... atau jika engkau di serang dengan kritikan-kritikan buruk... bergembiralah... sebab mereka sebenarnya sedang berkata: “engkau orang yang sukses dan berpengaruh,” sebab, anjing yang mati tidak akan di tendang, dan tidak akan dilepar kecuali pohon yang berbuah.

Wahai putraku..
Jika engkau hendak mengkritik, biasakanuntuk melihat dengan mata tawon lebah, dan jangan memandang orang lain dengan mata lalat, sebab engkau akan terjatuh kepada perkara yang busuk
Tidurlah lebih awal wahai puteraku, agar bisa bangun lebih awal... sebab keberkahan ada di pagi hari dan saya khawatir kehilangan kesempatan mendapat rizki Allah yang maha penyayang di sebabkan engkau begadang dimalam hari, sehingga tidak bisa bangun pagi.
Akan aku ceritakan kepadamu kisah seekor kambing dan serigala, supaya engkau aman dari orang yang berbuat makar . dan saat orang memberikan tsiqah-nya kepadamu, jangan sampai engkau mengkhianatinya.
Akan aku ajak engkau ke sarang singa, yang akan mengajarkanbahwa singa tidak akan menjadi raja hutan dikarenakan aumannya! Akan tetapi karena ia berjiwa tinggi, tidak mau memakan hasil buruan binatang lainbetapapun ia lapar dan perutnya melilit-lilit, jangan curi jerih payah orang lain, sebab engkau akan menjadi keji.
Akan aku ajak engkau menemui bunglon ... agar engkau menyaksikan sendiri tipu dayany, bunglon mengubah warna dirinya sesuai tempat ia berada... agar engkau mengetahui bahwa yang seperti bunglon itu banyak dan berulang-ulang. Dan bahwasanya ada orang-orang munafik, banyak pula manusia yang berganti-ganti pakaian dan berlindung dibalik alasan “ingin berbuat baik”

Wahai putraku...
Biasakanlah engkau bersyukur kepada Allah!
Cukuplah menjadi alasan untuk bersyukur kepadaNya bahwa engkau dapat berjalan, mendengar, dan melihat
Bersyukurlah kepada Allah, dan syukuri pula manusia... sebab Allah swt akan menambah orang-orang yang bersyukur. Dan manusia senang saat mendapati seorang yang di beri sesuatu lalu orang itu menghargainya.
Wahai puteraku ketahuilah bahwa sifat utama yang paling agung dalam kehidupan ini adalah sifat jujur, dan bahwasanya kebohongan, meskipun tampak memberi kesempatan namun jujur lebih berakhlak bagimu dan bagi orang sepertimu.

Wahai puteraku...
Persiapkanlah alternatif untuk segala urusan agar engkau tidak membuka jalan kehinaan, manfaatkan segala peluang, sebab peluang yang datang sekarang bisa jadi tidak akan berulang.
Jangan berkeluh kesah, aku harap engkau optimis, siap dalam menghadapi kehidupan
Jauhilah orang-orang yang putus asa dan pesimis, lari dari mereka. Dan jangan sampai engkau duduk dengan seseorang yang selalu memandang sial kepada segala hal.
Jangan gembira saat melihat orang lain terkena musibah, jangan pula menghina orang karena postur atau penampilannya, sebab ia tidak menciptakan dirinya, dan saat engkau menghina orang lain pada hakikatnya engkau menghina ciptaan dari Zat yang Maha Mencipta dan Membuat bentuk rupa.
Jangan buka aib orang, sebab Allah akan membuka aibmu di rumahmu, sebab Allah Zat yang menutupi dan mencintai orang yang menutupi. Jangan menzalimi siapapun, dan jika engkau hendak menzalimi dan engkau merasa mampu menzalimi, ingatlah bahwa Allah swt lebih mampu.
Jika engkau merasa hatimu mengeras, usaplah kepala anak yatim, engkau akan terheran-heran bagaimana usapan itu dapat menghilangkan keras hati dari hatimu, seakan hatimu menjadi pecah dan melunak. Jangan mendebat dalam perdebatan, kedua pihak akan merugi.
Kalau kita yang kalah, kita merugi telah kehilangan kebesaran kita, dan jika menang, kita juga rugi telah kehilangan orang lain yang menjadi lawan debat kita, semua kita kalah, baik yang merasa menang dan yang merasa belum menang.
Jangan monopoli pendapat yang bagus adalah engkau memengaruhi dan dipengaruhi. Hanya saja jangan larut dalam pendapat banyak orang, dan jika engkau merasa benar, tegarlah dan jangan terpengaruh.

Wahai putraku...
Engkau dapat mengubah keyakinan orang dan menguasai hati mereka tanpa engkau sendiri! Bukan dengan sihir, bukan juga dengan jampi, namun dengan senyumanmu dan kosakatamu yang lembut. Maka dari itu tersenyumlah. Maha Suci Allah yang telah menjadikan senyuman sebagai ibadah dalam agama kita, kita dapat mendapatkan pahala darinya.
Di cina, jika engkau tidak murah senyum, maka pemerintah tidak akan memberikan lisensi kepadamu untuk membuat kedai. Jika engkau tidak menemukan orang yang tersenyum padamu, maka tersenyumlah engkau kepdanya.
Jika orang meragukanmu, bela dirimu, jelaskan, dan beri keterangan pembenarannya.

Wahai puteraku...
jangan bersedih terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan, sebab kita tidak di ciptakan kecuali untuk di uji dan diberi cobaan, sehingga Allah melihat kita, adakah kita bersabar.
Karena itu santai saja, jangan keruhkah hati, yakinlah bahwa jalan keluar dekat... “jika mendung semakin hitam, pertanda sebentar lagi hujan”
Jangan meratapi masa lalu, cukuplah bahwa ia telah berlalu, tataplah hari esok, persiapkan diri, dan singsingkan lengan baju untuk menghadapinya.
Jadilah orang yang mulia, berbanggalah dengan dirimu, sebagaimana engkau melihat dirmu segitulah orang lain akan melihatmu.
Jangan sekali-kali meremehkan dirimu, sebab engkau menjadi besar, saat engkau ingin menjadi besar. Hanya engkau saja yang memutuskan ia menjadi kecil.

Jan 22, 2012

dalam masa penantianku

"Ya Allah…ya Rahman… Engkaulah yang Maha Mengetahui. Betapa sunyinya relung jiwaku. Kesunyian yang seringkali mengganggu penghambaanku padaMu. Karena itu ya Rahiim…. pertemukanlah aku dengan orang yang telah Engkau takdirkan menjadi pasangan hidupku. Jadikanlah pertemuan itu sebagai pengokohan penghambaanku padaMu. Dan melalui perkenanMu ya Rabbi…jadikanlah Ramadhan yang ku jalani kali ini menjadi ramadhan yang terakhir yang kujalani seorang diri…"
-------------------- doa seorang teman

belajar psikologi memang belajar pula menjadi romantis dan filosofis,,,

Jan 2, 2012

kembali bicara CINTA


Kembali saya bicara masalah cinta. Bertanya apakah karena saya sedang jatuh cinta? Entahlah, hanya ingin menulis tentang ini.

setiap kita bisa jadi memiliki kisah cinta yang menginspirasi. Misalnya saja (mungkin) Roman berlatar Eropa karya William Shakespeare Romeo dan Juliet, atau kisah cinta berlatar jazirah Laila dan si “gila” Madjnun, atau dari wilayah timur Jendral Tian Feng dan Putri Bulan atau malah Sampek Engtay? Ah semuanya benuansa cinta tak tersampaikan, sedih, menguras emosi dan air mata. Nampaknya membiarkan diri tenggelam dalam roman, tak akan memberi semangat untuk mengejar apa yang dikatakan sebagai cinta pada makhluk menarik yang diciptakan Allah. Bila saja terlalu banyak membaca roman jenis ini, malah mungkin menimbulkan pertanyaan mengapa cinta seakan-akan selalu memberikan jarak dan sulit sekali menyatukan 2 orang yang saling cinta? Ah entahlah.

namun, dalam sejarah para sahabat Rasulullah, ada satu cerita menarik yang menyuguhkan nilai bahwasanya cinta itu tak perlu dikejar mati-matian sampai mati betulan seperti Romeo, Tian Feng, dan Sampek. Bahwa doa yang dijunjung tinggi ke atas langit, harap yang di gantung pada Sang Khalik, pasrah dan berserah ikhlas agar yang dicinta mendapat yang terbaik, meski bukan “aku”, toh bisa juga mengetuk pintu takdir.

Terkisah perjalanan cinta Fatimah dan Ali. Dalam diam mereka, dalam perjuangan mereka menjaga kesucian hati yang dicinta, Allah menjawab segenap bentuk doa dengan segenggam jawab, lamaran yang di terima, “Ahlan wa sahlan ya Ali...” sambut Rasulullah ketika Ali si pemuda miskin datang melamar putri kesayangannya.

Meski ujian panjang menyapa hati Ali, melihat 2 sahabat Rasulullah melamar putri beliau, siapalah Ali ketimbang Abu Bakar dan Umar, siapalah Ali yang miskin ketimbang Abu Bakar yang kaya raya, atau siapalah Ali yang pemuda tanggung ketimbang Umar yang gagah. Tapi Allah punya cerita lain, diterimalah Ali.

Lalu setelah Fatimah dan Ali menikah, satu kejadian yang cukup mampu menyunggingkan senyum di bibir saya adalah ketika Fatimah secara berani dan terbuka mengaku pada Ali pernah jatuh cinta sebelum menikah dengannya. Saya membayangkan saat itu hati Ali bergemuruh dengan mengajukan tanya “siapakah lekaki itu?” dan Fatimah menjawab “ia adalah engkau”. Sebenarnya bukan hanya senyum ekspresi saya ketika tahu cerita ini, lebih tepatnya nyaris terbahak. Yah bagi saya ini kisah cinta ideal.

Bagi emosi dan logika manusia, harapan dua orang yang mencinta tapi juga menjaga ini berhasil mengetuk pintu langit, menjawab semua doa. Namun mungkin bagi Allah sebenar-benarnya, skenario memberi ujian bagi cinta dua orang yang menjadi qudwah ini, berdampak panjang pada pelajaran menjaga hati yang diselimuti emosi::: CINTA.

Namun apa jadinya jika seorang manusia tak di beri kesempatan memiliki seorang yang dicinta untuk membersamai di dunia. Tentang kisah cinta yang membuat saya cukup tertegun dan mencoba paham, bahwasanya apalah arti cinta jika di bandingkan rahmat dan syurga milik Allah.

Ini tentang kisah Sayyid Quthub, seorang ilmuwan, sastrawan sekaligus pemikir dari Mesir. Ia lahir di daerah Asyut, Mesir tahun 1906, di sebuah desa dengan tradisi agama yang kental. Dengan tradisi yang seperti itu, maka tak heran jika Qutb kecil menjadi seorang anak yang pandai dalam ilmu agama. Tak hanya itu, saat usianya masih belia, ia sudah hafal Qur'an. Bakat dan kepandaian menyerap ilmu yang besar itu tak disia-siakan terutama oleh kedua orang tua Qutb. Berbekal persedian dan harta yang sangat terbatas, karena memang ia terlahir dalam keluarga sederhana, Qutb di kirim ke Halwan. Sebuah daerah pinggiran ibukota Mesir, Cairo. Dalam masa hidupnya, ia menjadi orang yg sangat berpengaruh, tidak hanya dalam tataran Mesir dan Ikhwanul Muslimin saja tapi bahkan di seluruh dunia.

Sayyid Qutub banyak menghasilkan buku-buku, bahkan perjuangannya banyak dijadikan pelajaran dan inspirasi bagi umat islam. Tapi disisi lain, ada sisi lain kehidupan sayyid qutub yg mungkin dapat dijadikan pelajaran berharga. Dua kalinya ia jatuh cinta, dua kali pula ia patah hati. Gadis pertama berasal dari desanya sendiri, yang kemudian menikah hanya tiga tahun setelah Sayyid Quthub pergi ke Kairo untuk belajar. Sayyid menangisi peristiwa itu.

Gadis kedua berasal dari Kairo. Untuk ukuran Mesir, gadis itu tidak termasuk cantik. Tapi ada gelombang yang unik yang menyirat dari sorot matanya, itulah pesona sang kekasih. Tragedinya justru terjadi pada hari pertunangan. Sambil menangis gadis itu menceritakan bahwa Sayyid adalah orang kedua yang telah hadir dalam hatinya. Pengakuan itu meruntuhkan keangkuhan Sayyid, karena ia memimpikan seorang yang perawan fisiknya, perawan pula hatinya. Gadis itu hanya perawan pada fisiknya.

Sayyid Quthub tenggelam dalam penderitaan yang panjang. Akhirnya ia memutuskan hubungannya. Tapi itu membuatnya makin menderita. Ketika ia ingin rujuk, gadis itu justru menolaknya. Ada banyak puisi yang lahir dari penderitaan itu. Ia bahkan membukukan romansa itu dalam sebuah roman.
Kebesaran jiwa, yang lahir dari rasionalitas, realisme dan sangkaan baik kepada Allah, adalah keajaiban yang menciptakan keajaiban. Ketika kehidupan tidak cukup bermurah hati mewujudkan mimpi mereka, mereka manambahkan harapan kepada sumber segala harapan, Allah!
Bagitulah Sayid Quthub menyaksikan mimpinya hancur berkeping-keping, sembari berkata, Apakah kehidupan memang tidak menyediakan gadis impianku, atau perkawinan pada dasarnya tidak sesuai dengan kondisiku? setelah itu ia berlari meraih takdirnya, dipejara 15 tahun, menulis Fii Dzilalil Quran dan mati di tiang gantungan! Sendiri! Hanya sendiri! Dan sendiri pun ia mampu melakukan semua, di bawah naungan cinta Allah.

Fuuuuh,,, bila ingat kata-kata Mario Teguh tentang cinta yang harusnya “memiliki” dan berarti sebelumnya juga harus diperjuangkan, saya jadi menguntai senyum. Atau juga ingat istilah “cinta tak harus memiliki” yang menurut Andrea Hirata sangatlah Indonesia. Allah selalu punya skenario terbaik untuk menterjemahkan kisah cinta para makhluk ciptaannya, tapi bukan berarti juga berkata bernada pesimis ala Jendral Tian Feng “dari dulu beginilah cinta, deritanya tiada akhir”


semoga memberikan inspirasi. dapus::: catatan seorang teman dan buku jalan Cinta para pejuang