Oct 31, 2010

Apalah Arti Sebuah Nama

Jujur saja, sampai saat ini aku masih bingung merespon kejadian kemarin. Marah, kesal, sedih, tapi yang paling menojol adalah kecewa, yaa… walaupun hanya bisa aku ekspresikan dengan tertawa dan sedikit merengek-rengek saat wisuda.

Aku kesaaaaaaaaaaall,,, hahahha… aku punya nama baru Muram Mubina, S.Psi. adoooh nau’udzubillahi min dzalik. Namaku itu Nuram Mubina, S.Psi. bisa berubah sangat buruk seperti itu. Selama wisuda universitas aku berusaha menutupi kekecewaanku dengan berperilaku rusuh, berisik, menganggu mbak-mbak 2005 dan mas 2003 wisudawan disebelah kiri-kananku, memukul-mukul kakinya (tentu yang mas-mas2 gk yoo), mengiba, kemudian tahu-tahu tertawa, mengeluarkan cerita lucu, berkomentar aneh agar orang-orang disekitarku tertawa, hal yang agak jarang aku lakukan pada orang yang baru ku kenal, semua aku lakukan untuk menutupi rasa malu dan cemas menunggu namaku yang SALAH itu disebut.

Aku sempat merasa senang ketika di awal prosesi wisuda, komputer gedung Prof. Sudharto agak error, ia tidak memunculkan nama-nama wisudawan, maka setelahnya aku segera berdoa semoga kesalahan teknis itu berlangsung hingga akhir prosesi. Hahaha. Namun, tampaknya Allah punya ketetapan lain, Ia memintaku belajar bersabar. Beeeuuuuuh… komputer itu menyala lagi dan baik-baik saja hingga akhir acara. Bayangkan perasaanku saat itu, mengharu biru, merah padam, sendu nila ungu hingga gelap gulita. Sudahlah, aku ini siapa meminta komputer tersebut rusak selama acara, sungguh permintaan yang tidak dewasa, tapi lucu juga seandainya Allah mengabulkan permohonan ku. Hahaha.

Aku takutkan perasaan orang tuaku saat melihat nama itu. Karena aku tahu perselisihan mereka saat dulu memutuskan sebuah nama yang akan dikenakan padaku seumur hidup. Aku hanya takut perasaan papaku hancur karena nama yang katanya penuh makna itu berubah susunan huruf serta MAKNAnya. (tapi ternyata mereka hanya tertawa saat aku ceritakan, aaaaaaaaaaarrrgh,,, ternyata aku lebay..)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku akui, namaku memang aneh binti ajaib. Ketika berkenalan dengan orang baru aku harus mengeja namaku agar orang tak salah mendengar. Maklum selain nama yang aneh ternyata aksen huruf “R” ku pun sedikit berbeda dengan orang pada umumnya, yaa ampun baru aku sadar betapa uniknya diriku.. hehehe.

Jujur saat kecil aku malas menyebut nama, rasanya ingiiiiiiiin sekali mengganti nama menjadi citra misalnya, atau saski, atau cindy, nana, ata, atau budi (lha?), atau nama lain yang mudah disebut dan diingat. Apalagi biasanya setelah aku menyebutkan namaku mereka –orang yang berkenalan denganku- akan bertanya: artinya apa??? Haaaaaaaaahhhhhhh… males banget, ni nama punya arti yang menurutku agak narsis (secara tekstual silahkan lihat QS. AnNisa:174), kalau sekarang sih sering aku siasati dengan: “gini, mubin itu artinya nyata/jelas, nah kalo nur itu cahaya, jadi nurammubina itu cahaya yang nyata, gitu” yup cukup teratasi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan yang aku jalani, semakin berpendidikan juga orang-orang menghargai namaku sebagai nama yang unik dan punya makna tersendiri (aku tahu papaku adalah orang yang cukup mempertimbangkan filosofi untuk nama anak-anaknya). Namun dulu saat SD atau SMP… beeeeeuuuuuh… nama adalah hal menyebalkan dan seringkali menakutkan, apalagi jika nama itu di sebut di forum besar dalam rangka perkenalan.

Jika orang-orang berkata apalah arti sebuah nama, maka sebenarnya bagiku nama adalah sebuah doa, harapan, impian orang yang memberikannya, bukan hanya sebuah sebutan atau panggilan tanpa makna. Aku tahu papaku memikirkan nama ku dengan sungguh-sungguh. Bagaimana tidak, putri yang ditunggunya selama tujuh tahun, pastilah nama untukku itu sudah beliau pikirkan masak-masak, hanya saja bisa jadi beliau sedikit tidak terpikir dampak psikologis bagi anak yang memiliki nama tidak biasa atau lebih halusnya aku sebut sebagai UNIK.

Sampai sekarang terkadang aku masih merasa kurang bangga dengan namaku, ayo berikan semangat agar aku merubah persepsi tersebut. Apalagi dengan kejadian di acara wisudaku kemarin, aku sempat mengambil sebuah pelajaran: bahwasanya, janganlah memberikan nama yang terlalu sulit untuk anak, kalaupun menginginkan nama yang unik jangan sampai padanan hurufnya berdekatan dengan kata-kata berkonotasi negatif (azzamku). Haaaaahh.. aku masih sedih, siapa yang sebenarnya bisa aku mintai pertanggungjawaban atas kesalahan namaku itu, di tiga ribu lebih buku wisudawan lulusan UNDIP bulan Oktober 2010. Hahaha, aku tertawa sajalah, walaupun masih sedikit tidak terima.

Mungkin jawabannya hanya: ikhlas…

hihihi susahnya, tapi ya sudah… lupakan-lupakan. Aku sering membahagiakan diriku dengan: yang penting papaku tidak melihat nama yang salah itu di layar dan beliau pun hanya tertawa, pun nama ku di ijazah benar, dan semua itu sudah berakhir, tak usahlah dikenang lagi, tak usahlah buku wisudawan itu aku buka-buka atau kupandangi. Ya sudahlah.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bisa jadi kejadian ini adalah teguran untukku yang biasa memainkan nama teman-temanku. Hehehe…

Aku beberapa kali merubah nama orang, misal Nastiti menjadi Nanas, Amy menjadi Gome, Tya menjadi Tiyul, Ganda menjadi Gandul, Faisal menjadi Ical, atau….. Amin menjadi Mince atau malah Mincret, Imam Agung Wicaksono menjadi Imam Agung Wica-kesono-kesini, Nush menjadi NushRoot de-el-el . Hihihhi…mungkin salah satu dari mereka ada yang tidak ikhlas… maafkan aku kawand, aku melakukannya agar kita lebih dekat secara emosional. Ya maaf, benar-benar aku meminta maaf.

Walaupun begitu, sebenarnya namaku juga sering diubah menjadi aneh-aneh oleh teman-teman kesayanganku itu, misalnya: NUYAM, URAM, dan yang paling aneh adalah dari Ganda: NUy-nuy. iiigh aneh… hahaha, aku aja geli nyebutnya… yaaah… tak apalah, sebutan itu lebih aku terima ketimbang nama ku yang salah di wisuda kemarin hihihii…
Ayolah kalian tertawai aku. Agar aku bisa menerimanya. Oia aku mendengar ada wisudawan yang berkomentar saat nama yang salah itu disebut, “aku tahu itu aneh tapi asal tahu saja itu SALAH,” ingin rasanya aku berbalik dan berbicara seperti itu. Cukup! Cukup bodoh rasanya membahas masalah ini, tapi semoga teman-teman dapat mengambil sebuah pelajaran. Hehehhee…

Note ini sebanarnya aku buat sebagai salah satu bentuk terapi bagi diriku sendiri untuk menyeimbangkan perasaanku yang kacaubalau karena kesalahan nama ku itu. Silahkan ditertawai, atau berikanlah empati,,, biarkan aku memproses diriku menjadi tenang melalui tanggapan kalian… okelah ini akan baik-baik saja.
-----------------------------------------------------------------------
Nama adalah doa, namaku serta maknanya merupakan keinginanan orang tua atas aku atau malah mungkin perasaan mereka saat mendapatkan aku, berat, tapi nama itu telah disematkan, tertempel pada ku, hingga nanti aku dipanggil di yaumil akhir, maka (nuram) belajarlah menumbuhkan rasa bangga pada namamu, seunik apapun nama itu. (sugesti positif bagi diriku sendiri).

Semoga bisa memberikan pencerahan.
----------------------------------------------------------------------------
Oia terimakasih bagi teman-teman yang telah memberiku ucapan selamat, jujur itu membuat ku berbahagia ditengah kekecauan perasaanku saat wisuda,,,

2 comments:

  1. wah nama kamu lucu kok hehehehe. mampir ke blog aku yaaa http://accidentlyinlife.blogspot.com/ thank yooouuu

    ReplyDelete
  2. apakah iya???
    menyenangkan mendengarnya, thanks...

    ReplyDelete