Dec 22, 2010

Kenapa Komunis (Marxisme dan Leninisme) ditolak keberadaannya?

Malam-malam dapet order diskusi, tidak tanggung-tangung bahasannya komunisme. Jujur saat itu pengetahuan saya minim mengenai hal tersebut walaupun siang harinya baru saja membaca sekilas mengenai atheis dan agnostik, paling tidak saya punya rambu sampai mana paham komunisme boleh dimaklumi.
Sebagian besar rakyat Indonesia yang awam pastilah mengira komunisme adalah sebuah paham anti Tuhan, padahal paham ini sebenarnya bermula pada kekecewaan rakyat terhadap perekonomian negara, kecurangan yang diusung oleh konsep kapitalisme yang semakin mengkayakan si kaya dan memiskinkan si miskin. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang pemerintahannya mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh, sedangkan berkembang di indonesia sejak pecah perang kemerdekaan setelah pemerintahan berdiri, mungkin ingat pemberontakan PKI Madiun tahun 1947.
Baiklah, maksud teman diskusi saya kali ini adalah meluruskan konsep mengenai komunis yang bersumber pada ajaran Marxisme dan Leninisme. Pada awalnya saya masih berkutat dengan pemaknaan bahwa komunis pastilah atheis, tapi ternyata ya saya akui ada beberapa tokoh komunis Indonesia yang masih menerima konsep agama dalam kehidupan mereka, sebut saja Tan Malaka dan H. Misbach. Konsep komunis yang diusung lebih menekankan pada konsep perekonomian, jadi komunis merupakan sebuah ideologi yang mengusung kepartaian dalam penyelengaraan negara yang akan mengatur aset-aset urgen untuk mencapai kesejahteraan rakyat, begitulah yang saya tangkap tentang penjelasan mengenai konsep dasar komunisme.
Lalu dengan polos saya bertanya, mengapa kemudian terhubung dengan konsep atheis yang mengakibatkan komunis ditolak mentah-mentah oleh banyak tokoh di Indonesia? Menurut teman saya ini adalah bentuk rekayasa pemerintahan Soeharto sebagai antek kapitalisme untuk menghancurkan konsep komunis yang sebenarnya, penolakan agar aset negara terkelola dengan baik, agar nantinya aset-aset berharga bisa dipegang dan dieksploitasi oleh orang kaya yang menjadi kolega Soeharto. Ya terbukti, lihat saja Freeport yang dikontrak selama 90 tahun, hehehe.
Apakah iya hanya itu? Padahal banyak ulama pun menolak ajaran komunis berkembang di Indonesia. Saya berulang kali bertanya, tapi tidak mendapat jawaban memuaskan sampai akhirnya tersebut sebuah dasar filsafat yang mendasari ajaran Marxisme dan Leninisme yaitu filsafat Materi.
Secara sederhana, filsafat materi adalah sebuah konsep pikir yang berujung pada ukuran materi dan mengenyampingkan metafisika, saya jadi teringat mengenai atheis dan agnostik yang baru saja saya baca. Inilah yang ditakutkan para tokoh Islam mengenai perkembangan ajaran Marxisme dan Leninisme di Indonesia.
Sangat mungkin banyak yang tidak mau paham dengan apa yang dikirkan teman saya ini mengenai konsep Merxisisme dan Leninisme sehingga pastilah saat ia mengungkap bahwa ia sedikit menerima konsep komunis dalam perekonomian Indonesia, terjadi banyak penolakan. Sebenarnya keinginan sederhananya adalah karena ia baru saja menemukan sebuah sisi positif mengenai komunis yang ingin mensejahterakan rakyat sehingga konsep itu setidaknya tidak langsung di tolak keberadaannya.
Dalam diskusi tersebut banyak ungkapan mengenai kejadian 30 S PKI tahun 1960 yang ia sebut sebagai rekayasa berlebihan, mengenai pembantaian PKI terhadap jendral dan masyarakat awam, ia sebutkan kondisi tersebut tak lebih dari cara Soeharto Untuk memunculkan diri sebagai pembawa panji kebenaran agar bisa masuk dalam pemerintahan sebagai antek terselubung kapitalisme. Tuntutan teman saya adalah pengembalian nama baik atas korban dan keluarga yang tertuduh sebagai anggota PKI yang terenggut hak asasinya sebagai warga negara.
Saya teringat dengan sepupu ibu saya yang ayahnya dituduh menjadi tokoh PKI, yang sampai hari tuanya sekarang pun tidak pernah merasakan nikmatnya bangku pendidikan. Miris memang. Untuk kasus-kasus seperti itu bisa saya terima secara pikir dan hati, tapi ketika ia mulai menyebut bahwa TAP MPR yang melarang masuknya ajaran Marxisme dan Leninisme itu perlu diubah, ooowh saya mulai panas menanggapinya. Bagaimana mungkin kita bisa menerima ajaran itu masuk kembali ditengah arus pikir dunia barat yang menjujung liberalisme dan pragmatisme telah merasuk dalam pikiran pemuda. Apakah tidak akan menambah panjang daftar PR pembenahan negara yang sudah morat-marit moralnya?
Penerimaaan atas sebuah konsep oleh pemuda bukanlah sebuah proses pendek yang kemudian akan mudah melahirkan positivisme bagi perkembangan bangsa. Individu yang mendapatkan konsep baru mengenai ideologi biasanya berasal dari kelompok usia remaja akhir atau dewasa awal dan secara kognitif idealime pribadi yang dimiliki masih sangat tinggi sehingga sangat mungkin ketika menemukan konsep ideologi atau idealisme baru, individu pada rentang usia tersebut akan berusaha optimal dalam mengimplikasikan konsep tersebut dalam kehidupannya.
Lalu apa yang terjadi jika ajaran Marxisme dan Leninisme dibiarkan masuk kembali ke Indonesia, ditengah pendidikan agama mengenai konsep ketuhanan terkerdilkan menjadi hanya bentuk-bentuk ritual? Pemuda kita yang sedari kecil seringkali tidak dengan baik mengenal Tuhannya harus bertemu dengan konsep filsafat materi yang mempertanyakan metafisika dengan ujung pertanyaan terhadap keberadaan tuhan yang masuk dalam metafisika, karena memang materi manusia tidak bisa menjangkau materi Tuhan. Haaaaaah...
Baiklah, mungkin kawan saya ini ingin mengambil sisi positif dari sebuah konsep (sekali lagi saya sebutkan itu), tapi perlu pemikiran dan pertimbangan panjang mengenai dampak yang akan timbul. Dalam pembenahan ekonomi tersebutlah ekonomi syariah, mengapa harus mengembangkan teori ekonomi komunis bila kita bisa mengembangkan ekonomi syariah. Toh dalam perjalanannya ideologi komunis hancur bukan karena serangan orang luar, melainkan orang dalam. Para tokohnya menjadi korup, aset-aset negara yang begitu menggiurkan berada di tangannya hingga akhirnya kapitalisme masuk kembali ke dalam pikirannya. Lalu dimana kebaikan komunisme itu...(wah panas ini... maaf saudaraku, aku tak lagi diam mendengar pahammu mengenai marxisisme dan leninisme). Okelah, mungkin ada sisi positif yang ditawarkan agar kaum buruh dan orang miskin diperhatikan, tapi selanjutnya sungguh materi begitu sangat menggiurkan dan tanpa dekat dengan Tuhan rayuan syaitan begitu mudah menghanyutkan.
--------------------------------------------------------------
Maka yang perlu dibenahi jangka panjang adalah kelurusan akidah setiap pemuda muslim, bisa gak sih pemantapan mengani konsep Ketuhanan di masukkan dalam kurikulum sekolah, jadi gak hanya melulu masalah ritual keagamaan, ya walaupun ritual juga dibutuhkan.
Kayaknya mentoring guna nih, semoga para pementornya lulus salimul akidah dan cerdas ya, jadi kalo ada bibit mahasiswa yang tertarik dengan filsafat bisa ditanggulangi hee...
-------------------------------------------------------------
Namun, diantara kekagetan saya dengan pemikiran baru teman saya, saya sangat menghargai proses belajarnya, jelas bukan orang dengan kecerdasan dibawah rata-rata yang mau membahas konsep seperti ini, bukan juga mereka yang punya karateristik tidak peduli dengan lingkungan, hanya saja sedikit belum panjang memperhitungkan dampak... ok kita semua belajar. Diskusi dengan dirimu pun membuatku belajar.
No limit to learn and move (jargonnya Kelompok Studi Pengembangan Psikologi Islami)

3 comments:

  1. sebelum membicarakan itu harus mempelajari karl marx marxisme lennin lenninisme dan joseph stalin lalu baru komunis rusia dan bagaimana komunis bisa sampai di indonesia lantas baru yang seperti di atas

    ReplyDelete
  2. ternyata susah ya gan, mengembalikan kepercayaan dari propaganda pemerintah yang anti komunis,soalnya masyarakat kita udah di cuci otak propaganda anti komunis

    ReplyDelete
  3. ternyata susah ya gan, mengembalikan kepercayaan dari propaganda pemerintah yang anti komunis,soalnya masyarakat kita udah di cuci otak propaganda anti komunis

    ReplyDelete